Kamis, 02 Juli 2015

BERBAKTI KEPADA ORANG TUA (TERUTAMA IBU): SEBAGAI KAFFARAH DOSA BESAR

Syaikh DR.Muhammad bin Ibrohim an-Naim berkata: 

Berbakti kepada orang tua merupakan amalan yang paling mendekatkan pelakunya kepada Allah ‘azza wa jalla. Berbakti kepada orang tua dapa menjadi kaffarah bagi dosa besar.

Dalam Adabul Mufrad, Imam Bukhari meriwayatkan, ada seorang lelaki pernah mendatangi Ibnu ‘Abbas radhiallahu’anhuma dan berkata: “Aku pernah melamar seorang wanita, namun dia menolak untuk kunikahi. Lalu dia dilamar oleh lelaki lain dan ternyata dia menerima lamarannya. Akupun terbakar oleh rasa cemburu dan membunuh wanita itu. Apakah dosaku ini bisa diampuni?

Ibnu ‘Abbas radhiallohu’anhuma berkata:’ Apakah ibumu masih hidup?’

Lelaki itu menjawab,:”Tidak”

Selanjutnya Ibnu ‘ Abbas berkata:”Kalau begitu bertaubatlah engkau kepada Allah dan dekatkanlah diri kepada-Nya sebatas kemampuanmu”

‘Atha bin Yasar berkata: “ Aku mendatangi Ibnu ‘Abbas dan bertanya kepadanya: “Kenapa Anda menanyakan apakah ibunya masih hidup atau tidak?”

Dia menjawab:” Aku tidak mengetahui sebuah amalan yang lebih mendekatkan diri kepada Allah selain berbakti kepada Ibu.” (HR. Al-Bukhari, dalam al-Adabul Mufrad, dan dishahihkan oleh al-Albani).

Wajar saja kalau berbakti kepada orang tua termasuk amalan yang paling dicintai oleh Allah azza wa jalla, dan setara dengan jihad fii sabilillah. 

Dari Ibnu Mas’ud, dia berkata:



سَأَلْتُ ِلنَّبِيَّ صَلى اللّه عليه وسَلّم أَيُ الْعَمَلِ اَحَبُّ إلى اللّهِ عَزَّ وَجَلَّ؟ قَالَ: الصَّلَاةُ عَلى وَقْتِهَا.قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ:ثُمَّ بِرُالْوَالِدَينِ. قُلْتُ ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ: ثُمَّ الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ اللّهِ

Aku pernah bertanya kepada Nabi shalallahu’alaihi wasallam, amal apakah yang paling dicintai oleh Allah ‘azza wa jalla? Beliau menjawab: “Shalat pada waktunya.” Aku berkata: Setelah itu apa? Beliau bersabda: “ Kemudian berbakti kepada orang tua.” Aku berkata: Setelah itu apa? Beliau bersabda:” Kemudian jihad fii sabilillah.”

(HR. Ahmad, al-Bukhari (527 dan 5970), Muslim (85), at-Tirmidzi (1898), An-Nasa’i (609) )

Sumber: Buku Bersanding dengan Bidadari di Syurga, DR. Muhammad bin Ibrohim An-Naim. Penerbit: Daar An-Naba'.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar