Rabu, 01 Juli 2015

BAHAYA SIFAT SOMBONG

Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda:

Tidak akan  masuk surga seorang  yang dalam  hatinya ada sebiji dzarrah dari kesombongan. (HR. Muslim)

Syurga Allah persiapkan untuk orang-orang yang tidak menyombongkan diri, sebagaimana firman-Nya:

Negeri  akhirat  itu,  Kami  jadikan  untuk  orang-orang  yang  tidak  menyombongkan  diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang -orang yang bertaqwa. (al-Qashash: 83). 


Sebaliknya Neraka diperuntukkan untuk orang-orang yang sombong. Dalam ash-shahihain dari Nabi shalallahu’alaihi wasallam beliau bersabda: 
قَالَتِ النَّارُ : أُوثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِيْنَ
Api neraka berkata:”Aku diistimewakan dengan (dihuni oleh)  orang-orang yang sombong. (HR. Bukhari no. 4850 dan Muslim no. 2846 dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu).

Oleh karenanya Allah membedakan hukuman bagi pelaku maksiat yang karena dorongan syahwat atau karena dorongan kesombongan, contohnya adalah kasus Nabi Adam ‘alaihissalam dan Iblis la’natullah.
Diantara bentuk kesombongan yang paling buruk adalah kesombongan yang menghalangi untuk menimba ilmu, menerima kebenaran dan tunduk kepada kebenaran.
Allah Ta’ala Berfirman:
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنْفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ فَانْظُرْ كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُفْسِدِينَ
Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya. Maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan.(QS: An-Naml Ayat: 14)
Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda:

Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR. Muslim). 

Merendahkan manusia bermakna meremehkan dan menghina mereka.
Kebenaran --apapun bentuknya dan siapapun yang menyampaikan-- wajib diterima dengan lapang hati. Kelapangan hati ini perlu ditanamkan dalam-dalam pada diri pemimpin, da'i atau thalibul 'ilm. Sebab, ujub dan takabur ini biasanya menghinggapi mereka, walau sekecil apapun.

Kesombongan dan ujub, biasanya disebabkan oleh faktor nasab, ketampanan, kekayaan dan ilmu.  Sifat sombong itu hanya milik Allah. Karena Allah adalah dzat yang Maha Sempurna. Dialah yang berhak sombong.Makhluk lainnya tidak berhak bertakabur. Bila seseorang itu bertakabur, maka sesungghuhnya ia telah merampas hak Allah.
Solusinya :
Mengetahui bahaya sombong
Ma’rifatullah
Berdo’a kepada Allah
Membiasakan diri dengan sesuatu yang dipandang rendah ini akan melunturkan sifat sombong dan bangga diri dalam hatinya.


اللَّهُمَّ إِنِّـيْ أَعُـوْذُبِكَ مِنَ الْعَجْـزِ، وَالْكَسَـلِ، وَالْـجُبْنِ، وَالْبُخْلِ، وَالْهَـرَمِ، وَعَذَابِ الْقَـبْرِ،
 اَللَّهُمَّ اتِ نَفْسِيْ تَقْوَاهَـا، وَزَكِّـهَا أَنْتَ خَيْرَ مَنْ زَكَّـهَا، أَنْتَ وٍلِيْـهَا وَمَوْ لاَهَا، 
اَللَّهُمَّ إِنِي أَعُوْذُبِـكَ مِنْ عِلْمٍ لاَيَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ، وَمِنْ دَعَوَةٍ لاَ يَسْتَجَابُ لَهَـا. 

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepadamu dari kelemahan, kemalasan, sifat pengecut, kekikiran, pikun, dan adzab kubur. 

YaAllah, berikanlah ketakwaan pada diriku dan sucikanlah ia, karena engkaulah sebaik-baik dzat yang menyucikannya, Engkau pelindung dan pemeliharanya. 

Ya Allah, Sesungguh aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu’, nafsu yang tidak pernah puas dan do’a yang tidak dikabulkan”

(Khutbah Sukahurip, 11 Muharram 1435 H / 15 Nopember 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar