Setiap kita pasti
banyak berbuat dosa, namun jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah dari
ampunan-Nya. Allah berifrman:
قُلۡ
يٰعِبَادِىَ الَّذِيۡنَ اَسۡرَفُوۡا عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُوۡا مِنۡ رَّحۡمَةِ
اللّٰهِ ؕ اِنَّ اللّٰهَ يَغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ جَمِيۡعًا ؕ اِنَّهٗ هُوَ الۡغَفُوۡرُ
الرَّحِيۡمُ
Katakanlah,
"Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri!
Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.(Q.S
Az-Zumar:53)
Bagi setiap orang yang
berdosa, Allah menyeru kepada Ampunan-Nya dan agar berlomba-lomba menuju
ampunan-Nya.
۞
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ
Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu (QS.Ali-Imran:133)
سَابِقُوۡۤا
اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ
Berlomba-lombalah kamu
untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu (Q.S al-hadid: 21)
Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah memerintahkan hamba-hamba -Nya yang beriman untuk beristighfar dan
Allah-pun menjanjikan mereka dengan ampunan. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا
“dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”. [An-Nisa/4’: 106].
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا
إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ
يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ
Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada
Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan
bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah
mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat
tinggalmu. [Muhammad/47: 19].
Memohon ampunan atau beristighfar
memiliki banyak keutamaan, di antaranya sebagaimana disebutkan dalam sebuah
hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,
“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ
لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ
لَا يَحْتَسِبُ”
“Barangsiapa
memperbanyak istigfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap
kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rezeki dari arah yang
tidak disangka-sangka.” (HR.
Abu Dawud dan Ibnu Majah, sahih).
Disebutkan
sebuah kisah yang sangat masyhur, tentang Imam Ahmad dan penjual roti. Suatu
hari, Imam Ahmad melakukan safar dari Baghdad ke Bashrah, tiba waktu isya di
Bashrah, beliau menunaikan shalat isya’ dan bersitirahat di masjid. Namun
marbot masjid menghampirinya, dan meminta Imam Ahmad keluar dan melarangnya
tidur di masjid. Maka imam Ahmad pun keluar dan beliau berniat istirahat di
teras Masjid, namun lagi-lagi marbot masjid melarangnya dan menyuruh Imam Ahmad
pergi. Maka di samping masjid itu seorang pembuat roti, dan dia mempersilahkan
Imam Ahmad untuk istirahat di rumahnya. Maka Imam Ahmad pun bersedia, dan
beliau memperhatikan tukang roti tersebut saat ia membuat roti, lisannya tidak
berhenti selalu beristighfar. Kemudian Imam Ahmad bertanya, sejak kapan dan apa
yang kau dapatkan dengan perbuatanmu itu? Tukang roti menjawab, sudah 30 tahun,
dan do’a-do’aku atau hajatku selalu Allah kabulkan, kecuali satu yang belum
terkabulkan, yaitu Aku ingin dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hanbal.
Mendengar
itu, seketika itu Imam Ahmad langsung bertakbir: "Allahu Akbar".
Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah bahkan sampai
didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan ternyata berkat
istighfarmu". Penjual roti itu pun terperanjat seraya memuji
kebesaran Allah. Dia tak menyangka kalau orangtua yang diajaknya
menginap di tempatnya adalah seorang ulama besar yang dirindukannya.