Senin, 17 Juni 2024

Istighfar kepada Allah

 

Setiap kita pasti banyak berbuat dosa, namun jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah dari ampunan-Nya. Allah berifrman:

قُلۡ يٰعِبَادِىَ الَّذِيۡنَ اَسۡرَفُوۡا عَلٰٓى اَنۡفُسِهِمۡ لَا تَقۡنَطُوۡا مِنۡ رَّحۡمَةِ اللّٰهِ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ يَغۡفِرُ الذُّنُوۡبَ جَمِيۡعًا‌ ؕ اِنَّهٗ هُوَ الۡغَفُوۡرُ الرَّحِيۡمُ

Katakanlah, "Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.(Q.S Az-Zumar:53)

Bagi setiap orang yang berdosa, Allah menyeru kepada Ampunan-Nya dan agar berlomba-lomba menuju ampunan-Nya.

۞ وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍۢ مِّن رَّبِّكُمْ

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu (QS.Ali-Imran:133)

سَابِقُوۡۤا اِلٰى مَغۡفِرَةٍ مِّنۡ رَّبِّكُمۡ 

Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu (Q.S al-hadid: 21)

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan hamba-hamba -Nya yang beriman untuk beristighfar dan Allah-pun menjanjikan mereka dengan ampunan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاسْتَغْفِرُوا اللهَ إِنَّ اللهَ كَانَ غَفُورًا رَّحِيمًا

“dan mohonlah ampun kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”. [An-Nisa/4’: 106].

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَاللهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوَاكُمْ

 


Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Hak) melainkan Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat tinggalmu. [Muhammad/47: 19].


Memohon ampunan atau beristighfar memiliki banyak keutamaan, di antaranya sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”

Barangsiapa memperbanyak istigfar, niscaya Allah akan memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah, sahih).

Disebutkan sebuah kisah yang sangat masyhur, tentang Imam Ahmad dan penjual roti. Suatu hari, Imam Ahmad melakukan safar dari Baghdad ke Bashrah, tiba waktu isya di Bashrah, beliau menunaikan shalat isya’ dan bersitirahat di masjid. Namun marbot masjid menghampirinya, dan meminta Imam Ahmad keluar dan melarangnya tidur di masjid. Maka imam Ahmad pun keluar dan beliau berniat istirahat di teras Masjid, namun lagi-lagi marbot masjid melarangnya dan menyuruh Imam Ahmad pergi. Maka di samping masjid itu seorang pembuat roti, dan dia mempersilahkan Imam Ahmad untuk istirahat di rumahnya. Maka Imam Ahmad pun bersedia, dan beliau memperhatikan tukang roti tersebut saat ia membuat roti, lisannya tidak berhenti selalu beristighfar. Kemudian Imam Ahmad bertanya, sejak kapan dan apa yang kau dapatkan dengan perbuatanmu itu? Tukang roti menjawab, sudah 30 tahun, dan do’a-do’aku atau hajatku selalu Allah kabulkan, kecuali satu yang belum terkabulkan, yaitu Aku ingin dipertemukan dengan Imam Ahmad bin Hanbal.

Mendengar itu, seketika itu Imam Ahmad langsung bertakbir: "Allahu Akbar". Allah telah mendatangkan saya jauh dari Bagdad pergi ke Bashrah bahkan sampai didorong-dorong oleh marbot masjid itu sampai ke jalanan ternyata berkat istighfarmu". Penjual roti itu pun terperanjat seraya memuji kebesaran Allah. Dia tak menyangka kalau orangtua yang diajaknya menginap di tempatnya adalah seorang ulama besar yang dirindukannya.